WIRAUSAHA GAGAL VS SUKSES

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari – hari masih banyak orang yang menafsirkan memandang bahwa kewirausahaan adalah identik dengan apa yang dimiliki dan dilakukan oleh usahawan atau wiraswasta. Pandangan tersebut kurang tepat karena jiwa dan sikap kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif, misalnya : petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, pimpinan proyek, dan lain sebagainya. Memang pada awalnya kewirausahaan dijumpai dalam dunia bisnis, akan tetapi akhir – akhir ini berkembang dalam berbagai aspek kehidupan, bahkan sering digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk menjadi pimpinan suatu organisasi.

B. Rumusan Masalah

  1. Kunci sukses apa yang harus diterapkan dalam kewirausahaan supaya usaha tersebut tidak gagal?

  2. Apakah usaha yang sukses harus dengan modal yang banyak / besar?

BAB II
LANDASAN TEORI

Kewirausahaan diawali dengan suatu aksioma yaitu adanya tantangan. Dengan adanya tantangan tersebut maka akan dapat menimbulkan gagasan, kemauan, dan dorongan untuk berinisiatif yang tidak lain adalah berpikir kreatif dan bertindak inovatif. Kreatif itu sendiri adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara – cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang, sedangkan inovasi adalah kemampuan menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan menemukan peluang.

Tidak ada tantangan tidak kreatif, dan tidak kreatif tidak akan ada tantangan. Semua tantangan pasti memiliki resiko. Resiko yaitu kemungkinan berhasil atau tidak berhasil. Oleh sebab itu, wirausaha adalah orang yang berani menghadapi resiko dan menyukai tantangan. Ide kreatif dan inovatif wirausaha tidak sedikit yang diawali dengan proses imitasi (peniruan) dan duplikasi, kemudian berkembang menjadi proses pengembangan dan berujung pada proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda (inovasi) tahap proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda itulah yang disebut tahap kewirausahaan.

Faktor – faktor tahap Inovasi yang Memicu Kewirausahaan :
- Motif berprestasi
- Komitmen
- Nilai – nilai pribadi, pendidikan
- Pengalaman

BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN


A. ANALISIS


a.1. Analisis Wirausaha Sukses

Bisnis flexter merupakan sebuah sistem member get member yang telah terbukti dapat menghasilkan banyak jutawan baru dalam waktu yang sangat singkat. Yana Aryadi pada tanggal 11 September 2006 seorang akuntan dan staf dosen pengajar diperguruan tinggi swasta Bandung memutuskan untuk mulai mengembangkan bisnis flexter. Berawal dari sebuah impian dan kesungguhan dengan visi membangun asset yang berkepanjangan dan menghasilkan pasif income.


a.2. Analisis Wirausaha Gagal

Bisnis perajin tenun di Pemalang bangkrut karena kenaiakn harga bahan baker minyak menghantam kerajinan di Jawa Tengah. Ratusan perajin tenuntradisional di Pemalang gulung tikar menyusul melambungnya harga bahan baku terutama benang dan bahan pewarna. Mereka kini hanya mengharapkan uluran tangan pemerintah untuk mengangkat kembali nasib para perajin karena sumber pendapatan hanya bisa diperoleh dari penjualan tenun.

Para perajin itu berada di desa Wanarejan Utara kecamatan Taman, kabupaten Pemalang, Jateng. Kini perajin yang bertahan pada saat ini hanya mampu memproduksi 20 potong kain sarung. Padahal sebelum kenaiakan BBM, para perajin mampu memproduksi 4 kodi/80 potong per hari. Sebanyak 80 persen sarung tenun mereka untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke Timur Tengah dan Eropa. Kondisi itu disebabkan harga benang sebagai bahan baku yang sebelumnya Rp.5.000.000 per bal kini naik menjadi Rp.8.000.000 per bal. Jumlah ini belum ditambah dengan kenaikan harga bahan pewarna yang seluruhnya didatangkan dari China. Kegagalan usaha adalah hal yang tidak diinginkan tetapi ada faktor – faktor yang mempengaruhinya seperti yang tertera di artikel.

B. PEMBAHASAN

b.1. Pembahasan Wirausaha Sukses

Kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi yang dipicu oleh faktor pribadi dan lingkungan. Faktor pribadi yang mempengaruhi kewirausahaan adalah Locus Of Control, pendidikan, pengalaman, komitmen, visi, keberanian mengambil resiko, dan usia. Sedangkan faktor lingkungan adalah sosiologi, organisasi, keluarga, peluang, model peran, pesaing, investor, dan kebijakan pemerintah.

Dari artikel wirausaha sukses, dengan kesungguhan dan fokus yang tinggi dapat memberikan hasil yang sangat memuaskan. Bapak Yana mempunyai komitmen flexter sebagai sumber pulsa elektronik. Flexter memberikan komitmen 3S terhadap kualitas produk yang diusahakan oleh pak Yana yaitu ; Sistem, Stock pulsa, dan Service.

Dalam layanan sistem, transaksi online 24 jam, sehingga dapat menunjukkan kemampuan sistem server dealer pulsa dalam melayani transaksi. Sistem juga menyediakan website yang bisa menunjukkan rekap transaksi realtime di FlexterPulsa.com. Segala fasilitas reply sms free/gratis. Dealer lain yang mempunyai harga murah biasanya banyak laporan yang tidak ditunjukkan atau dealer mengenakan biaya tambahan misalnya untuk cek saldo atau cek rekap transaksi.

Stok pulsa selalu ready dan ada backup jika habis. Banyak dealer pulsa bisa murah harganya tetapi stock sering habis, itu dikarenakan sistem pembelian pulsa kepada operator (terutama Telkomsel) mengharuskan adanya paket pembelian nominal pulsa. Dalam layanan bapak Yana selalu sedia backup jika stock habis, contoh produk ST dan S(simpati), jika STnya habis member bisa memakai S sebagai backup.

Pelayanan service, kualitas service dalam layanan penjualan pulsa elektrik mempunyai parameter utama profesionalisme dealer pulsa. Sistem yang transparan disertai pelayanan customer service maka service cukup untuk membuat member/agen tenang menjalankan bisnis isi ulang pulsa elektrik.

Langkah untuk menjadi wirausaha yang sukses adalah ;

  1. adanya visi dan tujuan yang jelas.
  2. ketersediaan untuk mengambil resiko uang dan waktu.
  3. perencanaan terorganisir.
  4. kerja keras sesuai dengan tingkat kepentingan.
  5. pengembangan hubungan yang baik dengan karyawan, pelanggan, pemasok, dan

    yang lainnya.

  6. tanggung jawab terhadap keberhasilan ataupun kegagalan.

    Keuntungan berwirausaha adalah ;

  7. Otonomi, pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi

    seorang "bas"yang penuh kepuasan.

  8. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi.
  9. Kontrol Financial, wirausaha memiliki kebebasan untuk mengelola keuangan

    dan merasa keuangan sebagai kekayaan sendiri.

    b.2. Pembahasan Wirausaha Gagal

    Dalam kewirausahaan biasa muncul watak, sifat, jiwa (perilaku) kewirausahaan seperti percaya diri didalam usaha yang lebih maju/terkenal kita harus selalu percaya diri supaya usaha kita terjauh dari kebangkrutan dan berani menghadapi resiko, maksudnya adalah dalam usaha yang dialami masyarakat Wanarejan Utara, kecamatan Taman, kabupaten Pemalang. Karena kenaikan bahan baker minyak yang cukup menyusahkan warga miskin membuat kerajinan tenun didesa tersebut gulung tikar. Padahal tenun merupakan pekerjaan sehari – hari yang bisa dapat diandalkan, oleh karena itu sekarang mereka hanya bisa mengharapkan uluran tangan dan bantuan dari pemerintah untuk mengangkat kembali nasib para perajin tenun di Indonesia, khususnya di desa Wanarejan Utara, Pemalang. Salah satu bantuan yang diharapkan adalah bantuan modal.

    Langkah – langkah untuk menangulangi kegagalan dalam berusaha ;

    1. percaya diri yang kuat.
    2. modal yang cukup.
    3. bisa mengatur/mengembangkan usahanya.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahwa wirausaha adalah orang yang berani menghadapi resiko dan menyukai tantangan. Jadi apabila suatu saat usahanya mengalami kesuksesan atau kegagalan maka harus berani menanggung/menghadapi semua resiko yang ada. Dan untuk menanggulangi kegagalan dalam berusaha maka kita harus berani menanggung resiko dan rasa percaya diri yang kuat.

Selain itu kemampuan menciptakan kreasi dan inovasi dalam berwirausaha juga dapat menjadikan seseorang mampu meningkatkan kreatifitas guna mengembangkan usahanya. Kemampuan mencari peluan dan memecahkan masalah juga sangat dibutuhkan dalam melaksanakan suatu wirausaha.

B. Saran

  • dalam berperilaku kewirausahaan harus percaya diri, penuh keyakinan, optimis, berkomitmen serta selalu bertanggung jawab.
  • Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan yang matang.

Memiliki kemampuan pengaturan tentang manajemen (kepemimpinan) dan organisasi bisnis.

SISTEM INFORMASI PEMASARAN

Sistem Informasi Pemasaran, menurut saya, Sistem merupakan suatu organ yang menjalankan tugas secara bersama-sama. Sedang informasi adalah sebuah keterangan yang didapatkan seseorang dengan cara apapun yang mampu diterima oleh akal pikiran orang tersebut, sebut saja berita. Sedang pemasaran sendiri adalah salah satu bagian dari sebua usaha managerial. Jadi, Sistem Informasi Pemasaran menurut saya adalah suatu tatanan tersendiri dalam suatu perusahaan untuk memasarkan produknya ke khalayak umum atau para konsumennya. Untuk lebih jelasnya mari kita pelajari Sistem Informasi Pemasaran menurut literatur yang saya temukan sebagai berikut.

Sesuai perkembangan sekarang, perusahaan yang menggunakan TPU (transaction processing unit), database yag ada dapat digabungkan dengan database non transaksi yang berasal dari sistem informasi fungsional. Gabungan database ini dapat digunakan oleh manajer semua level untuk membuat laporan, salah satu sistem fungsional yang akan kita bahas sekarang adalah Sistem Informasi Pemasaran.

Sistem Informasi Pemasaran selalu digunakan oleh bagin pemasaran dalam sebuah perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan tersebut.sistem informasi ini merupakan gabungan dari keputusan yang berkaitan dengan:

  1. Produk (Product)
  2. Tempat (Place)
  3. Promosi (Promotion)
  4. Harga (Price)

menurut mc leod (2000), Sistem Informasi Pemasaran terdiri dari beberapa subsistem antara lain:

  1. Subsistem riset pemasaran, merupakan sistem yang berhubungan dengan pengumpulan, pencatatan dan analisis data pelanggan dan calon pelanggan dan calon pelanggan.
  2. Subsistem informasi pemasaran, merupakan subsistem yang berhubungan dengan pengumpulan, pencatatan dan analisis terhadap pesaing.
  3. Subsistem pemrosesan transaksi, merupakan subsistem berupa sistem informasi akuntansi.
  4. Subsistem produk, berguna untuk membuat rencana produk baru.
  5. Subsistem tempat, berguna untuk pengambilan keputusan terhadap penentuan tempat yang sesuai dengan pelemparan produk yang dihasilkan.
  6. Subsistem promosi, berfungsi untuk melakukan analisis terhadap promosi yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan.
  7. Subsistem harga, berfungsi untuk membantu menetapkan harga terhadap produk yang dihasilkan.
  8. Subsistem peramalan penjualan, untuk melakukan peramalan penjualan.

Informasi adalah bahan dasar pengambilan keputusan dalam kegiatan pemasaran. Informasi bagi usaha kecil dikelola dengan mudah, sederhana dan informal, sehingga usaha kecil sering tidak memiliki unit kerja yang mengelola informasi bagi dalam pengumpulan, pengolahan maupun distribusi. Bagi usaha atau perusahaan besar sekelas IBM, Airbus, Coca Cola, aktivitas ini akan dilakukan dengan baik. SEmakin besar dan komplek perusahaan ditambah dengan meningkatnya persaingan dan perubahan lingkungan, semakin meningkatkan kebutuhan sistem informasi yang lebih formal dan sistematis.

Tujuan umum dari studi evaluasi sistem pelayanan informasi pasar adalah:

  1. Mengadakan studi atas pelaksanaan, hambatan dan hasil yang telah dicapai dari pengembangan sistem informasi pasar yang telah dilaksanakan selama ini;
  2. Menganalisis permasalahan yang timbul dari pelaksanaan sistem pelayanan informasi pasar;
  3. Mencari konsep untuk melengkapi, memperbaiki dan menyempurnakan sistem yang telah dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan para pemakai jasa informasi pasar menurut perkembangan waktu, teknologi dan gerak serta pola perekonomian.

Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan, lokakarya, observasi dan wawancara dengan aparat Departemen Perdagangan Daerah dan khalayak pemakai informasi.

Analisis hasil temuan lapangan dibagi dalam dua aspek, yaitu aspek pelaksana informasi dan pemakai informasi. Dari sisi pelaksana informasi:

  1. Tingkat pendidikan para pelaksana informasi sebagian besar berpendidikan sarjana/sarjana muda. Sedangkan tingkat pendidikan para pengumpul data dan pengolah data relatif masih rendah (tamat SD, SLTP, SLTA dan Diploma/Perguruan Tinggi);
  2. Hambatan yang dirasakan dalam penyebaran informasi bervariasi yaitu dana, waktu dan sasaran penyebaran
  3. Hambatan dalam pengumpulan data lebih banyak pada faktor dana, karena terbatasnya dana untuk kegiatan informasi pasar;

Hambatan pada pengolahan data adalah sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang canggih seperti komputer bukan hanya memudahkan mengolah data, tetapi juga dapat disajikan pelayanan informasi pasar secara terpadu antar-Kabupaten/ Kodya dan bahkan antar-propinsi.