PEMASARAN BERWAWASAN MASYRAKAT (II)

Artikel 2
Pemasaran Berwawasan Masyarakat
(salah satu pihak merasa dirugikan)

Setiap orang adalah pelanggan. Pelanggan adalah setiap orang, unit atau pihak dengan siapa kita bertransaksi, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyediaan produk. Pada dasarnya ada dua jenis pelanggan, yaitu Pelanggan Eksternal dan Pelanggan Internal
Pelanggan Eksternal. Pelanggan eksternal adalah orang diluar industri yang menerima suatu produk (end-user). Pelanggan eksternal setiap industri jelas adalah masyarakat umum yang menerima produk industri tersebut. Beberapa hal yang diperlukan pelanggan eksternal adalah
a. kesesuaian dengan kebutuhan akan produk
b. harga yang kompetitif
c. kualitas dan realibilitas
d. pengiriman yang tepat waktu dan
e. pelayanan purna jual.
Pelanggan Internal. Pelanggan internal adalah orang yang melakuakan proses selanjutnya dari suatu pekerjaan (“next process”) Pelanggan internal merupakan seluruh karyawan dari suatu industri. Yang diperlukan pelanggan internal adalah
a. kerja kelompok dan kerjasama,
b. struktur dan sistem yang efisien,
c. pekerjaan yang berkualitas dan
d. pengiriman yang tepat waktu.
Pelanggan Eksternal. Hasil studi di Amerika menunjukan hal-hal berikut :
90 % Pelanggan yang tidak puas tidak akan membeli lagi produk.
Setiap pelanggan yang tidak puas akan menceritakan kepada paling sedikit 9 orang lain
Waktu usaha, tenaga dan uang yang diperlukan untuk menarik seseorang pelanggan baru 5 kali lebih banyak daripada untuk mempertahankan seorang pelanggan lama.
Setiap pelanggan yang puas akan menceritakannya kepada paling sedikit 5 orang lainnya, yang sebagian diantaranya dapat menjadi pelanggan.
Hasil Studi “ National Productivity Board” di Singapura menunjukkan :

o 77 % responden menyatakan tidak akan kembali jika mendapatkan pelayanan yang buruk di restoran, pusat perbelanjaan atau “sevice counter”
o 55 % responden menyatakan akan memberitahukan kepada teman mereka agar tidak belanja atau pergi ketempat tersebut.
Pelanggan Internal Pada umunya, bila karyawan sebagai pelanggan internal tidak puas maka kesalahan yang dibuat akan bertambah, kualitas produk menurun dan biaya industri meningkat. Jika suatu proses produksi telah menyimpang sejak awal, berapa banyak biaya yang harus ditambahkan untuk perbaikan atau penggantian.
Dalam hal ini, di Indonesia-pun ada juga sebuah perusahaan yang belum menerapkan prinsip Pemasaran Berwawasan Masyrakat. Contohnya adalah perusahaan Obat Nyamuk HIT yang menggunakan terlalu banyak pestisida dalam produknya. Padahal, tindakan ini dapat menyebabkan penyakit yang bermacam-macam pada konsumen yang menggunkan produk ini. Oleh karena itu, perusahaan ini sempat beverapa kali dihentikan paksa oleh pemerintah peredaran produknya.
Suatu fenomena lain yang pernah terjadi adalah pengunaan minyak babi sebagai penyedap rasa pada bumbu masak Ajinomoto. Kegiatan ini dikecam keras oleh pemerintah karena kandungan minyak babi tersebut hanya bisa dikonsumsi bagi sebagian masyarakat, padahal dalam sistem pemasaran produknya, bumu masak Ajinomoto disebar laskan ke seluruh penjuru indonesia yang notabennya berpenduduk dominan memeluk agama Islam yang melarang peng-konsumsian minyak babi untuk makanan.
Secara gamblang, perusahaan akan mendapatkan keutungan dari hasil penjualan produknya tersebut meskipun masyarakat atu lebih sepesifik pada konsumen akan mengalami kerugian yang tidak mereka sadari memang ada.
Itulah mengapa Pemasaran Berwawasan Masyrakat penting di dalam konsep pemasaran dalam suatu perusahaan. Selain agar perusahaan medapatkan nama dan citra baik di mata masyrakat, juga dapat meningkatkan laba tanpa ada satu pihak yang dirugikan.


Tanggapan Artikel 2
Pemasaran Bermasyarakat (Rugi
)
Dalam menghadapi era perdagangan bebas kini setiap perusahaan mengubah format strategi dan taktik pemasaran salah satunya berorientasi pada bagaimana membangun perusahaan yang kuat. Oleh karena itu, perusahaan harus mengembangkan strategi dan taktik pemasarannya agar tetap bertahan ditengah-tengah gelombang persaingan untuk memasuki pasar yang cukup tinggi. Dan satu yang tidak boleh dilupakan oleh perusahaan adalah konsumen, perlu disadari bahwa perubahan gaya hidup saat ini menyebabkan konsumen juga mempunyai cara sendiri dalam memenuhi kebutuhannya.
Setiap perusahaan dalam memasarkan produknya tertentu menerapkan berbagai macam strategi dan taktik pemasaran. Kegiatan pemasaran pada intinya memfokuskan diri pada produk, penerapan harga, kebijakkan distribusi dan cara promosi, yang dalam hal ini dikenal sebagai bauran pemasaran. Kegiatan pemasaran tentunya membutuhkan suatu strategi dan taktik. Strategi dan taktik ini tentu harus mampu memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan yaitu peningkatan penjualan.
Seharusnya, konsep berwawasan pemasaran bermasyarakat beranggapan bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan, keinginan serta kepentingan pasar sasaran dan memenuhinya dengan lebih efektif serta lebih efisien daripada saingannya dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
Sesuai dengan artikel ini, ternyata di Indonesia sekalipun ada juga perusahaan yang hanya mementingkan laba perusahaanya tanpa memperhatikan konsumen atau masyrakat yang mengkonsumsi produknya tersebut.
Di sini, upaya pemerintah dan kita sebagai konsumenpun harus teliti memilih produk yang beredar di masyrakat. Perhatikan kualitas dan tentu saja keamanan bagi diri kita sendiri.

~By: Dian Imami Mashuri~

0 comments:

Post a Comment